aku benci!
benar benar benci!
padamu... televisi
sedang hari masih pagi
sedang kunikmati secangkir kopi
dan gurihnya gorengan ubi
kau hidangkan di meja ini
berita-berita korupsi
aku benci!
benar-benar benci!
kamu sungguh tak punya hati
kesempurnaan pagi ini
kau rusak dengan debat diskusi
berceloteh pengamat sok suci
tak ubahnya suara mahasiwa pemaki
aku…benar-benar benci!
memangnya kamu siapa, televisi
kamu cuma kemewahan tersembunyi
sekadar el-ci-di lima puluh dua inci
tak lebih penghias hati bergengsi
yang kubeli dari recehan dana be-el-be-i
pagi ini… aku...
benar-benar benci!
sampai kapan aku...
harus sembunyi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar